WHO Belum Beri Perhatian Khusus Terkait Mutasi N439K




Publik Tanah Air kembali dihebohkan adanya kasus mutasi baru virus corona N439K. Ini merupakan covid-19 jenis baru yang pertama kali ditemukan di Skotlandia.


Sebanyak 48 orang dilaporkan terpapar virus corona N439K. Mutasi baru ini pun diketahui sudah sejak November 2020 terdeteksi masuk Indonesia.


Mutasi N439K diketahui memiliki tingkat persebaran lebih cepat dari virus corona B117. Kemudian mutasi N439K adalah resistan atau bisa juga disebut kebal antibodi di dalam tubuh manusia, baik itu antibodi dari tubuh orang yang telah terinfeksi maupun antibodi yang disuntikkan ke tubuh.


"Yang jadi catatan epidemiolog, persebaran N439K tidak secepat B117, dan semoga ke depannya juga demikian," ungkap Ketua Satuan Tugas Covid-19 PB IDI Zubairi Djoerban dalam keterangannya beberapa waktu lalu.


Sementara Juru Bicara Vaksinasi Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengatakan mutasi N439K hingga kini belum memperoleh perhatian khusus dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Alasannya, N439K bersifat satu mutasi virus corona pada varian ini.


"Ini sebenarnya mutasi single, hanya ada satu mutasi pada jenis varian ini. Jenis varian ini bukan yang diminta oleh WHO untuk mendapat perhatian khusus," jelas Siti Nadia Tarmizi, seperti dikutip dari Antara.


Dia melanjutkan, mutasi N439K lebih dahulu ditemukan dibandingkan varian baru virus corona B117. Namun yang mendapat perhatian khusus berdasarkan rekomendasi WHO adalah B117 dari Inggris, B1351 dari Afrika Selatan, dan P1 dari Brasil.


Di Indonesia diduga sudah ada berbagai varian baru virus corona, seperti D614G, B117, dan N439K. Siti Nadia meyakini WHO akan melakukan kajian yang lebih luas terkait mutasi N439K.

Postingan Terkait