Malu Rumahnya Dipilok Tidak Mampu, 6.509 Keluarga Pilih Mundur dari Program PKH
Pemerintah Kabupaten Cilacap melalui Dinas Sosial, sejak awal Bulan November melakukan program labelisasi atau pilokisasi di rumah-rumah keluarga penerima manfaat (KPM) Program Keluarga Harapan (PKH).
Program pilokisasi atau mengecat rumah KPM, dengan tulisan “Keluarga Tidak Mampu, Penerima Bantuan Sosial PKH/BNPT”, menggunakan cat semprot. Tulisan tersebut ditempel di tempat yang bisa di baca dengan jelas oleh warga lainnya.
Pilokosasi ini telah rampung pada 10 Desember lalu. Ribuan KPM pun mengundurkan dari program tersebut.
Kepala Dinas Sosial Kabupaten Cilacap Taryo, mengatakan ada sebanyak 83.794 KPM yang rumahnya akan dilabeli sebagai penerima PKH. Namun, sebelum pelaksanaan program pilokisasi ada sebanyak 2.639 KPM yang mengatakan mundur.
“Setelah pelaksanaan, yang awalnya 2.639 KPM bertambah menjadi 6.509 KPM PKH yang mengundurkan diri, sehingga rumah mereka tidak dipilok,” katanya, Senin (14/12/2020).
Jumlah KPM yang mundur diantaranya di Kecamatan Jeruklegi sebanyak 649 KPM, Wanareja 645 KPM, Karangpucung 602 KPM, Majenang ada 524 KPM, Cimanggu 465 KPM, Patimuan 334 KPM, Cipari 267, Dayeuhluhur 253 KPM.
Selain itu Sidareja 114 KPM, Kesugihan 248 KPM, Kampung Laut 277 KPM, Kroya 89 KPM, Adipala 239 KPM, Bantarsari 203 KPM, Gandrungmangu 371 KPM, Maos 72 KPM, Cilacap Tengah 57 KPM, Cilacap Selatan 200 KPM, Sampang 51 KPM, Nusawungu 54 KPM, Cilacap Utara 103 KPM, Kedungreja 160 KPM, Kawunganten 313 KPM, dan Binangun 209 KPM.
Pelabelan menggunakan cat semprot ini dilakukan untuk mendukung ketepatan sasaran penerima bantuan. Sekaligus mendukung Kebijakan Kementrian Sosial bahwa setiap tahun harus ada target 10 persen graduasi, KPM PKH.
Program labelisasi menggunakan pilok ini dilakukan diantaranya agar ada transparasi kepada masyarakat siapa saja yang menerima bantuan PKH. Selain itu juga untuk mendorong kemandirian keluarga yang menerima PKH.
“Artinya ketika yang bersangkutan rumahnya dipilok dengan tulisan keluarga tidak mampu, maka diharapkan ada rasa untuk memotivasi mereka, bagaimana agar kedepan piloknya ilang, maka harus mandiri, dan meningkatkan ekonomi, dari bantuan PKH,” ujarnya.
Selain itu, dengan adanya tanda tersebut, juga mendorong keluarga yang sesungguhnya mampu, dan sudah tidak berhak menerima, akan mengundurkan diri dari program tersebut.
“Agar yang sudah mampu, tapi karena dipilok jadi merasa malu, sehingga keluarga yang bersangkutan mengundurkan diri dari program, sehingga kedepan dengan adanya piloksasi ini maka ada ketepatan sasaran penerima PKH,” katanya.